11.0301.0056
LOGOTERAPI
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Viktor Emile Frankl ia sebagai pendiri logoterapi dan
sebagai dokter ahli penyakit syaraf dan jiwa (neuro-psikiater), lahir pada
tanggal 26 Maret 1905 di Wina Austria. Di kota tempat lahirnya tokoh-tokoh
psikologi seperti Mesmer ( Terapi Hipnosa ), Feuchtesleben ( Psikologi Kesehatan
), Sigmund Freud ( Psikoanalisa ), dan Alfred Adler ( Psikologi Individual).
Kata “logos” dalam yunani berarti makna ( meaning ) dan
juga rohani ( spirituality), sedangkan “terapi” adalah penyembuhan atau
pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi
yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi
dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup ( The Meaning of Life ) dan hasrat untuk hidup bermakna ( The
Will of Meaning ) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan
bermakna ( The Meaningful Life ).
Sekalipun pada awalnya logoterapi merupakan metode
psikoterapi praktis, tetapi kemudian logoterapi meluas dan mengembangkan
filsafat manusia, teori kepribadian, teori psikopatologi, dan metode
pengembangan pribadi menuju kualitas hidup yang bermakna. Saat ini logoterapi
merupakan salah satu pilar psikologi dan psikiatri modern yang diamalkan dalam
dunia medis, pendidikan, teologi, filsafat, manajemen, rehabilitasi sosial,
keluarga, dan pelatihan pengembangan diri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Asas-asas apa saja yang terkandung dalam logoterapi ?
2.
Apa landasan filsafat logoterapi ?
3.
Mengapa logoterapi sebagai filsafat manusia ?
4.
Mengapa logoterapi sebagai teori kepribadaian ?
5.
Mengapa logoterapi sebagai metode terapi ?
6.
Apa saja komponen dan aplikasi konseling logoterapi ?
7.
Mengapa logoterapi sebagai metode pengembangan pribadi ?
8.
Apa saja pemikiran spekulatif dan aplikatif seputar
logoterapi ?
9.
Apa hubungan antara logoterapi dan teologi ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
asas – asas yang terkandung dalam logoterapi.
2. Mengetahui
landasan filsafat logoterapi.
3. Mengetahui
logoterapi sebagai filasafat manusia.
4. Mengetahui
logoterapi sebagai teori kepribadian.
5. Mengetahui
logoterapi sebagai metode terapi.
6. Mengetahui
komponen dan aplikasi konseling logoterapi.
7. Mengetahui
logoterapi sebagai metode pengembangan pribadi.
8. Menegetahui
hubungan antara logoterapi dan teologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asas – Asas Logoterapi
1.
Makna kehidupan, makna adalah sesuatu yang dirasa
penting, benar, berharga, dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi
seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Logoterapi memiliki asas makna
hidup yang terpatri didalamnya baik dalam kondisi kehidupan senang maupun
susah.
2.
Kebebasan yang dimiliki manusia, setiap manusia memiliki
kebebasan yang hampir tak terbatas untuk menemukan sendiri makna hidupnya.
3.
Kemampuan yang dimiliki manusia, setiap manusia memiliki
kemampuan untuk mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang
tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar,
setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal. Misalnya : dengan
mengubah sikap atas keadaan agar tidak terhanyut secara negatif oleh keadaan
itu.
B.
Landasan filsafat logoterapi
Setiap aliran dalam psikilogi memiliki landasan filsafat
kemanusiaan yang mendasari seluruh ajaran, teori, dan penerapannya. Dalam hal
ini logoterapi memiliki filsafat manusia yang merangkum dan melandasi asas–asas,
ajaran, dan tujuan logoterapi :
1.
The Freedom of Will ( Kebebasan Berkehendak )
Kebebasan
ini sifatnya bukan tak terbatas karena manusia adalah makhluk serba terbatas.
Manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki berbagai potensi luar biasa,
selain itu juga memiliki keterbatasan dalam aspek ragawi ( tenaga, daya tahan,
stamina, usia ), aspek kejiwaan ( kemampuan, keterampilan, kemauan, ketekunan,
dll ), aspek sosial budaya ( dukungan lingkungan, kesempatan, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada norma ), dan aspek kerohanian ( iman, ketaatan beribadah,
cinta kasih ).
2.
The Will to Meaning ( Hasrat untuk Hidup Bermakna )
Setiap orang
menginginkan dirinya sebagai orang yang bermartabat dan berguna bagi dirinya,
keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar, dan berharga dimata Tuhan. Bila hasrat hidup yang bermakna dapat
dipenuhi, kehidupan akan dirasakan berguna, berharga, dan berarti ( meaningful
). Sebaliknya bila tidak terpenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan tak
bermakna ( meaningless ).
Keinginan
untuk hidup bermakna memang benar – benar merupakan motivasi utama pada
manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai
kegiatan, seperti kegiatan dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan
berharga.
3.
The Meaning of Life ( Makna Hidup )
Makna hidup
adalah hal – hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan
nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (
The Purpose in Life ). Bila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseoran
merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya menimbulkan perasaan bahagia
( happiness ). Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan
dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan,
keadaan bahagia, dan penderitaan. Ungkapan seperti “ Makna dalam Derita “ (
Meaning in Suffering ) atau “ Hikmah dalam Musibah “ ( Blessing in Disguise )
menunjukkan bahwa dalam penderitaan sekalipun makna hidup tetap dapat
ditemukan. Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan dirasa berguna,
berharga, dan berarti ( meaningful ) akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini
tak terpenuhi agar menyebabkan kehidupan dirasa tak bermakna ( meaningless ).
C.
Logoterapi sebagai filsafat manusia
Setiap aliran psikologi selalu dilandasi oleh filsafat
manusia yaitu pandangan mendasar mengenai hakikat manusia dengan kemanusiaan. Konon
Socrates ( 468-399 ) sebelum masehi yang hidup pada zaman yunani purba adalah
ahli filsafat pertama yang menelaah dan mengemukakan pandangan mendasar
mengenai hakekat kemanusiaan dan citra manusia. Etika, moralitas, negara dan
politik serta nila-nilai sosial dan budaya seperti keadilan, kebajikan,
pengabdian, dan kepercayaan merupakan tema-tema kajian Socrates. Tema sentral
ajaran Socrates terlihat dari moto “ Gnoti Seauton “ ( kenali dirimu ) yang
terpampang digerbang akademia-nya. Motto ini sejalan dengan pertanyaan “ siapa
dirimu? “ atau “ apa dan siapakah
manusia itu? “. Sebuah pertanyaan abadi yang tak kunjung terjawab tuntas sejak
era Socrates sampai kepada para filosof dan ilmuwan kontemporer. Karena manusia
adalah sebuah misteri, artinya eksistensi manusia selalu mengandung kerahasiaan
yang tak pernah terbuka tuntas oleh segala ilmu tentang manusia.
D.
Logoterapi Sebagai Teori Kepribadian
Teori kepribadian mencangkup pokok-pokok bahasan mengenai
landasan teoritis dan orientasinya yaitu pendekatan dinamik dan orientasi masa
lalu, teori behavioral yang mementingkan masa kini, atau wawasan eksistensial
yang menganggap cita masa depan sangat berperan dalam perkembangan kepribadian.
Teori kepribadian membahas determinan kepribadian, yaitu bawaan ( genetik ),
kondisi psikis, dan situasi sosial budaya yang selalu saling berkaitan dan
pengaruh mempengaruhi.
Menurut
William Sahakian, seorang pakar ternama psikologi kepribadian, menyatakan bahwa
belum ada teori kepribadian yang mantab berlandaskan asas-asas logoterapi,
tetapi menurutnya logoterapi secara potensial sangat besar kemungkinannya untuk
dikembangkan sebagai sebuah teori kepribadian. Selanjutnya, Sahakian menyatakan
bahwa dalam teori kepribadian ini secara khas faktor hasrat untuk hidup
bermakna ( The Will to Meaning ) sebagai motivasi utama manusia harus dijadikan
inti dari seluruh wacana teori kepribadian. Berdasarkan kajian mengenai logoterapi,
dapat dikemukakan gambaran umum, prinsip dan struktur serta karakteristik
logoterapi sebagai teori kepribadian.
E.
Logoterapi Sebagai Metode Terapi
Logoterapi adalah suatu corak psikoterapi yang dirintis
oleh Viktor Emille Frankl ( 1905-1997 ), seorang neuropsikiater dari Wina
Austria, merujuk pada akar kata “logos” ( Yunani ) berarti makna ( meaning )
dan kerohanian ( spirituality ), logoterapi secara umum dapat digambarkan
sebagai corak psikologi yang mengakui adanya dimensi kerohanian ( spiritual )
pada manusia disamping dimensi ragawi ( somatic ) dan kejiwaan ( psyche ),
serta beranggapan bahwa hasrat untuk hidup bermakna ( The Will to Meaning )
merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan yang bermakna ( The
Meaningful Life) dengan jalan menemukan dan mengembangkan makna hidup ( The
Meaning of Life ).
Logoterapi saat ini mengembangkan
sendiri filsafat manusi ( Menschans-Chauung ), teori kepribadian, teori
psikopatologi dan metode pengembangan pribadi menuju kualitas hidup yang bermakna
( logoanalisis ). Dilingkungan psikoterapi, logoterapi mendapat julukan The
Third Viennese School of Psychoterapy karena dianggap aliran yang mapan setelah
psikoanalisis ( Sigmund Freud ) dan psikologi individual ( Alfred Adler ) yang
sama-sama tumbuh dikota Wina Austria.
F.
Komponen dan Aplikasi Konseling Logoterapi
a. Komponen-
komponen konseling logoterapi
Komponen-komponen
pribadi dalam konseling logoterapi adalah kemampuan, potensi, dan kualitas
insani dari diri klien yang dijajaki, diungkap, dan difungsikan pada proses
konseling dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap makna dan tujuan
hidupnya. Dalam konseling logoterapi usaha meningkatkan kesadaran atas kualitas
dan kemampuan pribadi seperti pemahaman diri, pengubahan sikap, pengarahan
diri, tanggung jawab, komitmen, keimanan, cinta kasih, hati nurani, penemuan
makna hidup merupakan hal-hal penting yang menentukan keberhasilan konseling.
b. Aplikasi
konseling logoterapi
Konseling
logoterapi seperti konseling pada umumnya merupakan kegiatan menolong ( helping
activity ) dimana seorang konselor memberikan bantuan psikologis kepada seorang klien yang membutuhkan bantuan
untuk pengembangan diri. Kegiatan konseling logoterapi :
1. Tahap
perkenalan dan pembinaan raport, diawali dengan menciptakan suasana nyaman
untuk konsultasi dengan membina raport yang makin lama makin membuka peluang
untuk sebuah encounter. Inti sebuah encounter adalah penghargaan kepada sesama
manusia, ketulusan hati dan pelayanan.
2. Tahap
pengungkapan dan penjajakan masalah, konselor mulai membuka dialog mengenai
masalah yang dihadapi klien. Berbeda dengan konseling lain yang cenderung
membiarkan klien “ sepuasnya “ mengungkapkan masalah, dalam logoterapi klien
sejak awal diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan.
3. Tahap
pembahasan bersama, konselor dan klien bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi
atas masalah yang dihadapi, tujuannya untuk menemukan arti hidup sekalipun
dalam penderitaan.
4. Tahap
evaluasi dan penyimpulan mencoba memberi interpretasi atas informasi yang
diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan prilaku klien.
5. Tahap
perubahan sikap dan perilaku klien, pada tahap-tahap ini mencakup modifikasi
sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna.
G.
Logoterapi sebagai metode pengembangan pribadi
Mengenali diri adalah perbuatan khas manusia karena hanya
manusia yang memiliki kemampuan menyadari keadaan dirinya antara lain bakat,
kemampuan, sifat, dan cita-cita serta menilai sejauh mana hal itu telah sesuai
dengan citra diri yang didambakannya. Dalam dunia filsafat masalah pengenalan
diri memiliki sejarah panjang.
Pengenalan diri sangat penting dalam upaya pengembangan
diri artinya tak mungkin terjadi proses pengembangan pribadi tanpa lebih dulu
mengenali keunggulan dan kelemahan diri sendiri, pengembangan diri pada
dasarnya meningkatkan segi-segi positif dan mengurangi segi-segi negatif diri
sendiri.
Pengembangan pribadi adalah usaha terencana untuk
meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan siakp yang gunanya untuk meraih
kehidupan yang lebih baik lagi dalam mewujudkan citra diri yang diidam-idamkan.
Usaha ini dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia sebagai “ The Self Determining
Being “ memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang paling baik untuk dirinya
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
H.
Pemikiran Spekulatif dan aplikatif seputar logoterapi
Pemikiran
spekulatif dan aplikatif seputar logoterapi terdiri dari :
1.
Kebiasaan tak Sehat
Salah satu
tanda orang-orang yang memiliki kebiasaan tak sehat seperti perokok, penggemar
minum keras, pengguna narkoba yaitu sering tidak menyadari bahaya dari
kebiasaannya itu, kalaupun menyadari mereka tetap melakukannya hanya karena tak
mau mengendalikan keinginan. Faktor-faktor psikologis yang secara umum
mempengaruhi kesehatan yaitu :
a.
Gangguan mental.
b.
Gejala psikologis misalnya kecemasan.
c.
Ciri kepribadian seperti penyangkalan diri.
d.
Respon fisiologis terhadap stres.
e.
Perilaku kesehatan yang maladaptif.
2.
Logoterapi untuk Olahraga
Dalam
tulisan Viktor Frankl memandang olahraga sebagai fenomena kemanusiaan yang
murni dan menolak degradasi olahraga menjadi semacam chauvinisme olimpiade atau
ajang komersialisme dan ia pun menolak pandangan umum yang menganggap olahraga
sebagai sarana penyeimbangan diri ( homeostasis ) dengan tujuan meredakan
ketegangan ( tension-reduction )
Viktor Frankl berpandangan bahwa olahraga merupakan salah satu
sarana untuk memenuhi hasrat manusia untuk mencari ketegangan yang sehat dan bermakna
sebagai ungkapan dari The Will to Meaning, motivasi utama manusia.
3.
Humor dan Logoterapi
Humor adalah
pengalaman yang menimbulkan rasa lucu dan tertawa. Rasa humor adalah salah satu
kualitas insani artinya hanya manusia yang dapat merasakan humor. Adanya efek
terapi dari rasa humor dimanfaatkan dalam salah satu teknik logoterapi yaitu
paradixical intention. Teknik ini membantu pasien untuk mengambil jarak atas
keluhannya serta menanggapinya secara humoristis ( dalam kasus-kasus seperti
fobia, teknik ini berusaha mengubah sikap penderitan yang semula takut menjadi
“akrab” dengan objek yang ditakutinya ).
4.
Pengembangan Hidup Bermakna
Tujuan hidup
adalah hal sangat penting dalam menjalani kehidupan. Tanpa tujuan hidup yang
jelas akan menimbulkan ketidakpastian, kebingungan, dan kehampaan yang pada
gilirannya akan mengembangkan kehidupan tanpa makna ( meaningless ).
Mengembangkan
kehidupan bermakna pada hakikatnya sama dengan perjuangan hidup yakni
meningkatkan kondisi kehidupan yang kurang baik menjadi lebih baik, dalam hal
ini mengubah kondisi hidup dan penghayatan tak bermakna menjadi bermakna.
Proses
pengembangan hidup bermakna memerlukan sembilan unsur yaitu niat, potensi diri,
tujuan, usaha, metode, sarana, lingkungan, asas-asas sukses, dan ibadah atau
doa.
5.
Menjadi lansia bermakna
Salah satu
kondisi yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia adalah menjadi tua,
namun para pakar berbeda pendapat bahwa menjadi tua adalah suatu kepastian yang
tidak dapat dihindarkan dan dicegah.
Kegiatan pengembangan
pribadi bermakna secara umum bertujuan untuk menemukan arti hidup dan
mengembangkan kehidupan yang bermakna pada masa tua dengan tujuan-tujuan khusus
:
1.
Memahami beberapa teknik penurunan kecemasan untuk
memngurangi stres menyongsong masa tua.
2.
Memahami prinsip dan teknik meningkatkan keakraban dalam
keluarga dan pergaulan.
3.
Menyadari potensi pribadi dan merealisasikannya dalam
kegiatan yang bermanfaat.
4.
Menyusun rencana pribadi untuk mempersiapkan masa tua.
5.
Memahami pentingnya pengetahuan dan penghayatan agama
serta pengalamannya.
I.
Hubungan Logoterapi dan Teologi dalam Pandangan Viktor Frankl
Viktor Frankl mengemukakan bahwa logoterapi tidak “ menyeberangi
” batas antara psikoterapi dengan agama, tetapi menjembataninya dan menyerahkan
sepenuhnya kepada para pakar untuk mengambil sikap. Viktor Frankl menyatakan
bahwa dimensi spiritual yang dimaksud logoterapi tidak dalam artian agama,
logoterapi mengakui adanya The Divine World dan The Ultimate Meaning yang sulit
dipahami dengan intelektualitas semata tapi harus diterima dengan keimanan yang
berarti juga percaya kepada The Ultimate Being.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logoterapi
mempunyai motto “meaning in suffering” dan bersifat “future oriented” di
harapkan dapat membangkitkan otimisme menghadapi masa depan betapapun kendala
yang di hadapi. Logoterapi menunjukkan bahwa hasrat untuk hidup bermakna (The
Will To Meaning) adalah motifasi utama setiap manusia, serta mengajukan pula
metode untuk menemukan makna hidup (The Meaning Of Life) dan mengembangkan hidup
bermakna (The Meaningful Life).
DAFTAR
PUSTAKA
Bastaman.2007.Logoterapi
Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna.Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar